BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Anak adalah amanat bagi orang tua dan asset bangsa yang
menentukan masa depan bangsa itu. Orang bijak mengatakan untuk melihat masa
depan suatu bangsa adalah dengan melihat keadaan anak dan pemudanya. Oleh sebab
itu kita berkewajiban memberi hak-haknya sedini mungkin. Salah satunya adalah
memberikan pendidikan yang tepat sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tingkat perkembangannya dan mampu meningkatkan potensi yang
dimilikinya.
Pendidikan
Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
memberikan pelayanan pendidikan untuk usia 4 sampai 6 tahun. Sedang tugas utama
seorang pendidik TK adalah memberikan stimulasi dan rangsangan bagi anak untuk
mengoptimalkan fungsi organ-organ dalam tubuh yang akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan sikap dan perilakunya di masa mendatang.
TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... beralamat di Jalan Pramuka RT RW Kecamatan
............Kabupaten .............. Pendirian TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... merupakan realisasi dari program pendidikan anak usia
dini yang menggalakan RA sebagai salah satu bentuk pelayanan pendidikan anak
usia dini dan masyarakat.
Pengurus TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... mempunyai perhatian besar terhadap pendidikan
anak usia dini sehingga mempunyai inisiatif untuk mendirikan Taman Kanak-kanak
Berbentuk Raudhatul Athfal. Selain dengan menggunakan menu generik, pemenuhan
gizi anak dan pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus.
TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ...................mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
Visi
: Menjadi lembaga pendidikan pra sekolah
yang bermutu, kondusif dan diridhoi Allah SWT.
Misi :
1. Membekali
perkembangan anak didik dengan keimanan, kecerdasan dan keterampilan.
2. Mengembangkan
potensi anak sedini mungkin.
3. Membentuk
semua komponen sekolah menjadi bagian untuk kemajuan masyarakat/lingkungan.
Program S1 PGPAUD Universitas Terbuka
menargetkan lulusan menjadi tenaga pendidik PAUD profesional yaitu yang dapat
mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi-inovasi. Salah satu mata kuliah
yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis Pengembangan Pendidikan Anak Usia
Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata kuliah tersebut maka telah
dilakukan penelitian di TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ...................yang bertujuan mengumpulkan data mengenai
kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk
selanjutnya dianalisis secara kritis. Terpenuhinya hak anak di bidang
pendidikan dan pengasuhan serta kesejahteraan sosial sehingga tumbuh dan
berkembang kecerdasannya secara optimal.
B. Fokus
Penelitian
Setelah
diadakan observasi di salah satu ruang kelas TK/RA................... Kecamatan ...................Kabupaten ...................maka penelitian ini
difokuskan pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan "Bermain Balok".
C. Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan
"Bermain Balok".
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan
tersebut.
c. Kebijakan yang mendukung pendidik
melakukan kegiatan tersebut.
2. Membuat analisis kritis (critical
analysis) mengenai kegiatan tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini bermanfaat untuk :
Memberi
masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di TK/RA ................... Kecamatan ................... Kabupaten ....................
1. Melatih
mahasiswa melakukan tindakan kelas.
2. Mengembangkan
kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di lembaga
PAUD.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perkembangan Motorik Anak
Perkembangan
motorik erat kaitannya dengan pekembangan motorik di otak. Oleh sebab itu,
setiap gerakan yang dilakukan anak sesederhana apa pun, sebenarnya merupakan
hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh
yang dikontrol otak. Jadi, otaklah yang berfungsi sebagai bagian dari susunan
syaraf yang mengatur dan mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang.
Aktivitas
anak terjadi dibawah kontrol otak. Secara simultan dan berkesinambungan, otak
terus mengolah informasi yang ia terima. Bersamaan dengan itu, otak bersama
jaringan syaraf yang membentuk sistem syaraf pusat yang mencakup lima pusat
kontrol, akan mendiktekan setiap gerak anak. Dalam kaitannya dengan
perkembangan motorik anak, perkembangan motorik berhubungan dengan perkembangan
kemampuan gerak anak. Gerak merupakan unsur utama dalam pengembangan motorik
anak. Oleh sebab itu, perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat
secara jelas melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan.
Jika
anak banyak bergerak maka akan semakin banyak manfaat yang dapat diperoleh anak
ketika ia makin terampil menguasai gerakan motoriknya. Selain kondisi badan
juga semakin sehat karena anak banyak bergerk, ia juga menjadi lebih percaya
diri dan mandiri. Anak menjadi semakin yakin dalam mengerjakan segala kegiatan
karena ia tahu akan kemampuan fisiknya. Anak-anak yang baik perkembangan
motoriknya, biasanya juga mempunya keterampilan sosial positif. Mereka akan
senang bermain bersama teman-temannya karena dapat mengimbangi gerak
teman-teman sebayanya, seperti melompat-lompat dan berlari-larian.
Perkembangan
lain yang juga berhubungan dengan kemampuan motorik anak adalah anak akan
semakin cepat bereaksi, semakin baik koordinasi mata dan tangannya, dan anak
semakin tangkas dalam bergerak. Dengan semakin meningkatnya rasa percaya diri
anak maka anak juga akan merasa bangga jika ia dapat melakukan beberapa
kegiatan.
Dalam
buku Balita dan Masalah Perkembangannya (2001)
secara umum ada tiga tahap perkembangan keterampilan motorik anak pada usia
dini, yaitu tahap kognitif, asosiatif dan autonomous.
Pada tahap kognitif anak berusaha untuk memahami keterampilan motorik serta apa
saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Pada tahapan ini,
dengan kesadaran mentalnya anak berusaha mengembangkan strategi tertentu untuk
mengingat gerakan serupa yang pernah dilakukan pada masa lalu.
Pada
tahap asosiatif, anak banyak belajar dengan cara coba meralat olahan pada
penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan kembali
dimasa mendatang. Tahap ini adalah perubahan strategi dari tahapan sebelumnya,
yaitu dari apa yang harus dilakukan menjadi bagaimana melakukannya.
Pada
tahap autonomous, gerakan yang
ditampilkan anak merupakan respons yang lebih efisien dengan sedikit kesalahan.
Anak sudah menampilkan gerakan secara otomatis.Pertumbuhan
fisik anak diharapkan dapat terjadi secara optimal karena secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-harinya. Secara
langsung, petumbuhan fisik anak akan menentukan keterampilannya dalam bergerak.
Misalnya, anak usia empat tahun yang bentuk tubuhnya sesuai dengan usianya,
akan melakukan hal-hal yang lazim dilakukan seusianya, sepeti bemain dan begaul
dengan lingkungan keluarga dan teman-temannya. Apabila ia mengalami hambatan
tertentu, sepeti tubuhnya terlalu gemuk atau malas dan lemas bergerak, anak
akan sulit mengikuti permainan yang dilakukan oleh teman-teman sebayanya.
Adanya
kemampuan/keterampilan motorik anak juga akan menumbuhkan kreativitas dan
imajinasi anak yang merupakan bagian dari perkembangan mental anak. Dengan
demikian, sering pula para ahli menekankan bahwa kegiatan fisik dan juga
keterampilan fisik anak akan dapat meningkatkan kemampuan intelektual anak.
Gerakan yang mereka lakukan saat bermain bermanfaat untuk membuat fungsi
belahan otak kanan dan otak kiri anak seimbang. Belahan otak kiri anak akan
menggatur cara berpikir logis dan rasional, menganalisis, bicara serta
beorientasi pada waktu dan hal-hal terperinci, sedangkan belahan otak kanan
berperan mengatur hal-hal yang intuitif, bermusik, menari dan kreativitas. Berbagai
permainan yang dilakukan anak akan membuat otak kiri dan otak kanan anak
befungsi dengan baik. Begitu juga dengan pengembangan kemampuan motorik kasar
dan motorik halus anak yang baik akan membuat anak lebih dapat mengembangkan
kognitif anak dalam hal kreativitas dan imajinasinya.
Jika
seorang anak sudah diberi kesempatan dan arahan serta bimbingan untuk
mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halusnya maka berarti secara fisik
anak diarahkan untuk menjadi semakin sehat dan hal ini sesuai dengan bunyi
kalimat bijak berikut, yaitu “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat”. Kesehatan fisik seorang anak akan mempengaruhi pula kesehatan jiwanya
sehingga anak akan menjadi anak yang riang, positif, dan senang melakukan
berbagai aktivitas lainnya. Dengan kata lain jika keadaan fisik seseorang anak
baik dan sehat ia akan dapat beaktivitas dengan baik pula. Kemampuan fisik dan
mental anak yang baik nantinya mepakan dasar bagi anak untuk membangun
pengetahuan yang lebih tinggi atau lebih luas lagi (Semiawan, 2003).
B. Pengertian Bermain Balok
Balok mempunyai tempat di hati anak serta menjadi pilihan favorit sepanjang tahun, bahkan sampai tahun ajaran berakhir. Ketika bermain balok banyak temuan-temuan yang terjadi. Demikian pula pemecahan masalah terjadi secara alamiah. Bentuk konstruksi mereka dari yang sederhana sampai yang rumit dan dapat menunjukkan adanya peningkatan perkembangan berpikir mereka. Daya penalaran anak akan bekerja aktif. Konsep pengetahuan matematika akan mereka temukan sendiri, seperti nama bentuk, ukuran, warna, pengertian sama/tidak sama, seimbang. Sosialisasi juga terjadi pada saat anak membagi tugas, menentukan pilihan, berbagi pengalaman, tenggangrasa dan berkomunikasi dengan baik. Pengetahuan sosial juga dapat timbul, misalnya membuat kota, gedung-gedung, kantor, rumah, stasiun. Begitu juga kemampuan berbahasanya timbul saat anak menyebutkan nama hasil kreasinya.
Saat bermain balok, anak-anak bebas mengeluarkan dan menggunakan imajinasi serta keinginannya untuk menemukan agar dapat bermain dengan kreatif.
Tahap-tahap yang dilalui anak dalam bermain balok menurut Apelman (1984) ada tujuh tahapan bermain balok yang dibuat Harriet Johnson (1982), yaitu sebagai berikut:
Tahap pertama balok-balok dibawa anak-anak ke mana-mana, tetapi tidak digunakan untuk membangun sesuatu. Tahap ini dilakukan anak usia 1-2 tahun.
1. Tahap kedua, anak-anak mulai membangun. Balok-balok dijejerkan secara horizontal maupun vertikal yang dilakukan secara berulang-ulang (usia 2 atau 3 tahun).
2. Tahap ketiga, membangun jembatan, (usia 3 tahun).
3. Tahap keempat, membuat pagar untuk memagari suatu ruang. (usia 2, 3 atau 4 tahun).
4. Tahap kelima, membangun bentuk-bentuk yang dekoratif. Bangunan-bangunan belum diberi nama, tetapi bentuk-bentuk simetris sudah tampak. Kadang-kadang, ada juga nama yang diberikan, namun tak ada hubungannya dengan fungsi bangunan tersebut (usia 4 tahun).
5. Tahap keenam, sudah mulai memberi nama pada bangunan. Khususnya untuk permainan dramatisasi bebas (usia 4 sampai 6 tahun).
6. Tahap ketujuh, bangunan-bangunan yang sudah dibuat anak-anak sering menirukan atau melambangkan bangunan yang sebenarnya yang mereka ketahui. Anak-anak mempunyai dorongan yang kuat untuk bermain peran (dramatisasi) dengan bangunan yang dibuatnya (usia 5 tahun ke atas).
Balok mempunyai tempat di hati anak serta menjadi pilihan favorit sepanjang tahun, bahkan sampai tahun ajaran berakhir. Ketika bermain balok banyak temuan-temuan yang terjadi. Demikian pula pemecahan masalah terjadi secara alamiah. Bentuk konstruksi mereka dari yang sederhana sampai yang rumit dan dapat menunjukkan adanya peningkatan perkembangan berpikir mereka. Daya penalaran anak akan bekerja aktif. Konsep pengetahuan matematika akan mereka temukan sendiri, seperti nama bentuk, ukuran, warna, pengertian sama/tidak sama, seimbang. Sosialisasi juga terjadi pada saat anak membagi tugas, menentukan pilihan, berbagi pengalaman, tenggangrasa dan berkomunikasi dengan baik. Pengetahuan sosial juga dapat timbul, misalnya membuat kota, gedung-gedung, kantor, rumah, stasiun. Begitu juga kemampuan berbahasanya timbul saat anak menyebutkan nama hasil kreasinya.
Saat bermain balok, anak-anak bebas mengeluarkan dan menggunakan imajinasi serta keinginannya untuk menemukan agar dapat bermain dengan kreatif.
Tahap-tahap yang dilalui anak dalam bermain balok menurut Apelman (1984) ada tujuh tahapan bermain balok yang dibuat Harriet Johnson (1982), yaitu sebagai berikut:
Tahap pertama balok-balok dibawa anak-anak ke mana-mana, tetapi tidak digunakan untuk membangun sesuatu. Tahap ini dilakukan anak usia 1-2 tahun.
1. Tahap kedua, anak-anak mulai membangun. Balok-balok dijejerkan secara horizontal maupun vertikal yang dilakukan secara berulang-ulang (usia 2 atau 3 tahun).
2. Tahap ketiga, membangun jembatan, (usia 3 tahun).
3. Tahap keempat, membuat pagar untuk memagari suatu ruang. (usia 2, 3 atau 4 tahun).
4. Tahap kelima, membangun bentuk-bentuk yang dekoratif. Bangunan-bangunan belum diberi nama, tetapi bentuk-bentuk simetris sudah tampak. Kadang-kadang, ada juga nama yang diberikan, namun tak ada hubungannya dengan fungsi bangunan tersebut (usia 4 tahun).
5. Tahap keenam, sudah mulai memberi nama pada bangunan. Khususnya untuk permainan dramatisasi bebas (usia 4 sampai 6 tahun).
6. Tahap ketujuh, bangunan-bangunan yang sudah dibuat anak-anak sering menirukan atau melambangkan bangunan yang sebenarnya yang mereka ketahui. Anak-anak mempunyai dorongan yang kuat untuk bermain peran (dramatisasi) dengan bangunan yang dibuatnya (usia 5 tahun ke atas).
C. Manfaat Bermain Balok Bagi Perkembangan Anak
Balok dianggap sebagai alat bermain yang paling bermanfaat dan yang paling banyak digunakan di TK maupun lembaga pendidikan prasekolah (Benish, 1978, Kinsmans G berk, 1979). Variasi bentuk, ukuran, warna dan berat balok menunjang pengalaman belajar anak usia dini. Balok membei banyak kesempatan bagi anak-anak untuk berkembang dalam berbagai cara. Salah satu nilai dari membangun dengan balok yaitu sebagai pengembangan fisik motorik anak, sebagai berikut:
1. Melalui bermain mengangkat, membawa balok, membungkuk untuk mengambil balok, mendorong dan mengambil balok-balok dari dalam rak, menyusun balok demi balok menjadi satu bangunan. Di sini otot-otot besar dan kecil memperoleh latihan untuk berkembang. Selain itu juga melatih koordinasi tangan dan mata.
2. Anak-anak belajar tentang seimbang dan simetris melalui menyusun, memancangkan (mendirikan) dan menyeimbangkan balok-balok.
3. Anak-anak mengembangkan koordinasi motorik dengan memindah-mindahkan balok.
4. Anak-anak mengerti hubungan objek-ruang melalui penempatan balok-balok.
Balok dianggap sebagai alat bermain yang paling bermanfaat dan yang paling banyak digunakan di TK maupun lembaga pendidikan prasekolah (Benish, 1978, Kinsmans G berk, 1979). Variasi bentuk, ukuran, warna dan berat balok menunjang pengalaman belajar anak usia dini. Balok membei banyak kesempatan bagi anak-anak untuk berkembang dalam berbagai cara. Salah satu nilai dari membangun dengan balok yaitu sebagai pengembangan fisik motorik anak, sebagai berikut:
1. Melalui bermain mengangkat, membawa balok, membungkuk untuk mengambil balok, mendorong dan mengambil balok-balok dari dalam rak, menyusun balok demi balok menjadi satu bangunan. Di sini otot-otot besar dan kecil memperoleh latihan untuk berkembang. Selain itu juga melatih koordinasi tangan dan mata.
2. Anak-anak belajar tentang seimbang dan simetris melalui menyusun, memancangkan (mendirikan) dan menyeimbangkan balok-balok.
3. Anak-anak mengembangkan koordinasi motorik dengan memindah-mindahkan balok.
4. Anak-anak mengerti hubungan objek-ruang melalui penempatan balok-balok.
D.
Medium dan Bahan Balok
Jenis balok ada bermacam-macam, seperti balok-balok ukuran besar, ukuran kecil dan balok yang dapat dimainkan di meja (tabe blocks).
Balok meja biasanya terdiri dari balok-balok bujur sangkar berwarna atau polos, yang dapat dimainkan secara individual atau bepasangan sambil duduk mengelilingi meja. Dapat pula ditambahkan bentuk-bentuk lain untuk lebih menstimulasi daya cipta dan daya eksplorasi anak.
Jenis balok ada bermacam-macam, seperti balok-balok ukuran besar, ukuran kecil dan balok yang dapat dimainkan di meja (tabe blocks).
Balok meja biasanya terdiri dari balok-balok bujur sangkar berwarna atau polos, yang dapat dimainkan secara individual atau bepasangan sambil duduk mengelilingi meja. Dapat pula ditambahkan bentuk-bentuk lain untuk lebih menstimulasi daya cipta dan daya eksplorasi anak.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek
penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan TK/RA................... Kecamatan ...................Kabupaten ....................
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
interpretatif yaitu menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang
diteliti di lapangan.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik
pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan cara
mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu. Observasi dalam penelitian
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, selama dua jam pelajaran yaitu pada hari
Senin tanggal 19 Mei 2014. Penelitian menggunakan teknik observasi untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan aktifitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung melalui kegiatan Bermain Balok.
2. Wawancara
Wawancara
adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan untuk menggali
informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara dilakukan oleh
peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik dan
Pimpinan Sekolah untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar
kemampuan seni anak melalui pembelajaran Bermain Balok.
3. Dokumentasi
Dokumentasi
adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti serta penjelasan
yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan dengan tujuan
mencari data yang berasal dari dokumen, wawancara dan catatan yang ada
hubungannya dengan objek penelitian sebagai sumber data.
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka
data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai berikut:
Observasi
|
Wawancara dengan Guru
|
Wawancara dengan Pimpinan TPA
|
Dokumentasi
|
- Anak-anak sedang melaksanakan
kegiatan bemain dengan media balok di dalam kelas.
|
- Raudhatul Athfal (RA) ...................
Kecamatan ................... menerima peserta didik usia 4 – 6 tahun.
- Raudhatul Athfal (RA) ...................
Kecamatan ................... memberikan kegiatan bermain balok untuk mengembangkan fisik motorik anak.
- Dalam pelaksanaannya memang kami
sengaja tidak satu anak satu balok tapi kami dapat melaksanakan dengan kerja
sama dan saling membantu untuk melatih tangan satu anak dengan pasangannya.
|
- Melalui kegiatan bermain balok diharapkan
dapat mengembangkan kreativitas anak dan dapat melatih kerja sama dengan
temannya.
|
- Sesuai dengan jadwal pemutaran
sentra.
|
- Terdapat ruangan khusus untuk
kegiatan balok.
|
- Untuk memberikan kesempatan pada
anak agar dapat bermain dengan media sekitar dengan leluasa.
- Penyusunan kegiatan dibuat
setiap hari sesuai dengan tema dan mengacu pada buku Panduan PROTA (Program Tahunan),
PROMES (Program Semester), RKM (Rencana Kegiatan Mingguan) dan RKH (Rencana Kegiatan
Harian) serta dari sumber lainnya untuk membantu kelancaran pembelajaran dan
menambah pengetahuan dan wawasan.
- Pemenuhan gizi bagi anak
sangatlah penting karena dengan pemenuhan gizi yang tepat anak akan tumbuh
dan berkembang secara optimal.
|
- Supaya anak dapat melaksanakan
kegiatan dengan aman, nyaman dan menyenangkan.
- Untuk pemenuhan gizi anak pun
kami sangat perhatikan karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak.
|
- Disesuaikan dengan tema.
|
- Terdapat ruangan kamar khusus yang
ada tulisan terapi.
|
- Tentang pelayanan kami pada anak
berkebutuhan khusus memang kami menerima juga untuk kami tangani melalui
terapi yang biasanya diberikan oleh guru khusus.
|
- Untuk anak berkebutuhan khusus
kami tangani dengan diterapi secara rutin dengan harapan dapat berbaur dengan
yang lain.
- Jumlah tenaga pendidik di RA
kami ada 2 (dua) orang.
- Jumlah peserta didik di RA kami
ada 26 peserta didik.
- Program dirancang oleh semua
pendidik dan kepala RA.
|
B. Hasil Analisis
Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan oleh penulis pada saat penelitian maka diperoleh hasil dalam kegiatan
bermain balok di TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... adalah sebagai berikut :
Di TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... guru melakukan kegiatan
pembelajaran bermain balok yang dilakukan di TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... diharapkan mampu
mengembangkan fisik motorik anak melalui media balok yang dapat menghasilkan
bentuk balok inkonvensional serta dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan yang
tinggi.
Hasil wawancara dengan pendidik TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... bahwa
kegiatan bermain balok dapat mengembangkan fisik motorik anak seperti yang
diungkapkan oleh Lowen Feld dan Brittain (1980) dalam Widia Pakarti, dkk.
(2008) menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan fisik,
pikir/intelektual, emosional, kreativitas, sosial dan estetika.
Hasil wawancara dengan Kepala TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... bahwa belajar
melalui bermain balok dengan media pada hakekatnya menyenangkan yang menjadikan
anak belajar dari dalam dirinya sendiri sehingga belajar lebih bermakna dari
pada sekedar perintah guru.
Jadi, analisis data diperoleh dari
data yang terkumpul melalui observasi, wawancara dengan pendidik dan pimpinan
dan dokumentasi pada saat penulis melakukan penelitian dan disusun menjadi
tabulasi data. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif. Hasil data
yang telah dicapai oleh siswa melalui observasi dalam pembelajaran bermain balok
melalui media yang dilakukan di TK/RA................... Kecamatan ...................Kabupaten ....................
C.
Analisis Kritis
Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain balok dengan media merupakan kegiatan yang bermaksud
mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki anak yang salah satunya adalah mengembangkan
kemampuan fisik motorik anak.
Melalui kegiatan bermain balok yang
dilakukan di TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... diharapkan mampu mengembangkan kreativitas anak melalui media dan gerakan tangan yang dapat menghasilkan berbagai
bentuk balok bangunan dan lain-lain yang dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik
anak. Dengan kegiatan bermain balok dapat mengembangkan fisik motorik seperti yang
diungkapkan oleh Lowen Feld dan Brittain (1980) dalam Widia Pakarti, dkk.
(2008) menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan fisik,
pikir/intelektual, emosional, kreativitas, sosial dan estetika.
Secara umum TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... telah mempunyai
kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah
disusun sedemikian rupa sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga anak
berkembang dengan optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... mempunyai program pelayanan anak berkebutuhan khusus dengan terapi rutin.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak salah satunya dikembangkan melalui kegiatan bermain balok dengan media sehingga anak dapat mengembangkan kreativitas dan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.
3. Lingkungan/pemetaan area berdasarkan tema di TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... juga disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan yang dimiliki anak.
4. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.
B. Saran-Saran
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... mempunyai program pelayanan anak berkebutuhan khusus dengan terapi rutin.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak salah satunya dikembangkan melalui kegiatan bermain balok dengan media sehingga anak dapat mengembangkan kreativitas dan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.
3. Lingkungan/pemetaan area berdasarkan tema di TK/RA ................... Kecamatan ...................Kabupaten ................... juga disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan yang dimiliki anak.
4. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.
B. Saran-Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan yang
dimiliki anak melalui balok hendaknya nampan/bahan perlengkapan yang ada
jumlahnya memenuhi jumlah anak sehingga anak dapat bebas berkreasi.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki
anak melalui bermain balok hendaknya pendidik terlibat langsung dengan anak
untuk memberi motivasi dan bantuan anak ketika mengalami putus asa.