Informasi kepada Pengunjung setia di www.ra-miftahul-jannah.sch.id, mulai Hari Kamis, 13 Oktober 2016 Pukul 05.45 WIB, alamat blog www.ra-miftahul-jannah.sch.id telah pindah alamat di

www.khadhlah.blogspot.co.id

Terimakasih dan mohon maaf atas ketidaknyamanan ini

. What do you think ?: 06/10/14

5 Strategi dalam Mengasuh Anak yang Sensitif dan Cara Mengembangkan Potensinya

Mengasuh anak bukan pekerjaan mudah. Bagi orang tua yang bekerja di luar rumah ataupun tidak bekerja, mengasuh anak sama-sama sering membuat stres. Padahal dalam mengasuh anak berpengaruh akan menentukan masa depan mereka nantinya. Setiap anak itu berbeda dan unik. Kita mungkin tak bisa memaksakan cara mengasuh kita dengan cara yang sama persis dengan cara mengasuh anak lain. Jika anak Anda adalah tipikal anak yang sensitif,
Ada 5 langkah yang perlu Anda lakukan untuk bisa mengembangkan potensinya dan memaksimalkan kelebihan yang dimilikinya.

1. Fokuslah pada Kelebihan yang Ia Miliki

Tanamkan dalam pikiran Anda bahwa menjadi orang yang sensitif itu bukanlah hal yang buruk apalagi cacat. Anak yang sensitif bisa memiliki tingkat imajinasi yang lebih tinggi daripada anak lainnya dan mudah berempati kepada orang lain. Fokuslah pada kelebihan dan kekuatan yang dimiliki oleh anak Anda dan bantulah ia untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik.

2. Perhatikan Perilaku Anda

Sangat mudah untuk menyuruh anak Anda agar bersikap seperti ini atau seperti itu. Tapi yang paling penting adalah contoh dan perilaku Anda sendiri. Cintai anak Anda apa adanya dan terima sensitivitas yang dimilikinya. Jadilah orang tua yang baik dan berperilaku yang baik, dengan begitu anak Anda akan lebih mudah untuk meniru Anda.

3. Jangan Terburu-Buru

Jika anak Anda langsung merasa tertekan saat berada di situasi yang baru atau berbeda, jangan paksa ia untuk melakukan perubahan atau penyesuaian dalam sekejap. Cobalah untuk dorong ia melakukan sesuatu yang baru perlahan-lahan. Anda hanya perlu memastikan bahwa anak Anda bisa merasa lebih percaya diri terhadap dirinya sendiri dan ini butuh waktu yang kadang cukup lama.

4. Pelajari Pemicunya

Apakah anak Anda terlihat panik saat berada di keramaian? Apakah anak Anda lebih mudah berinteraksi di kelompok-kelompok kecil? Apakah anak Anda lebih mudah merasa sedih, kecewa, atau sangat emosional di situasi-situasi tertentu? Cari tahu pemicu yang membuat anak Anda merasa tidak nyaman dan bantulah ia untuk merasa lebih nyaman dan aman.

5. Carilah Bantuan

Jika Anda merasa tidak memiliki kemampuan atau kecakapan yang cukup untuk mengembangkan atau sekadar membantu anak Anda, jangan ragu untuk meminta bantuan. Anda bisa meminta bantuan dokter atau orang tua yang juga memiliki anak sensitif seperti anak Anda.

Oleh: Indra K
(Dikutip dari berbagai sumber) - See more at: http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/pendidikan/inilah-5-strategi-dalam-mengasuh-anak-yang-sensitif-dan-cara-mengembangkan-potensinya.html#sthash.hIcLdOfr.dpuf

Tips Mendidik Anak untuk Tidak Minder

Anak yang minder adalah anak yang kurang percaya diri. Faktor yang paling mempengaruhi munculnya rasa minder pada anak salah satu diantaranya adalah cara mendidik orang tua terhadap anak. Peran orang tua memang sangat besar untuk perkembangan anak. Itulah sebabnya orang tua harus mengetahui bagaimana sebenarnya cara mendidik anak dengan benar sehingga tidak sampai mematikan rasa percaya diri pada anak.
Anak-anak pada umunya memiliki sikap atau karakter yang periang, ceria, berani tampil di publik, dan penasaran untuk mencoba hal-hal baru disekitar mereka. Namun ada juga sebagian besar anak atau mungkin buah hati Anda cenderung memiki sikap yang minder atau kurang percaya diri, rendah diri, gugup, pemalu, penakut, tidak mudah berinteraksi dengan orang lain dan lainnya. Nah, bagaimanakah cara untuk membuat anak Anda agar lebih percaya diri dan merasa bangga terhadap dirinya sendiri?

Berikut beberapa tips yang mungkin bisa Anda coba dan terapkan untuk membantu anak-anak Anda: 

1.Mengajari anak untuk lebih berani berbuat atau melakukan sesuatu, agar anak tidak takut dan selalu bergantung kepada Anda. Misalnya, latih anak Anda untuk mencoba tidur sendiri atau jika anak Anda takut akan hewan atau sesuatu cobalah beri mereka pengertian, dampingin dan jelaskan supaya mereka bisa mengatasi ketakutannya akan hal tersebut.

2.Ajari anak untuk belajar bersikap mandiri dan tidak selalu bergantung kepada Anda agar anak bisa lebih dewasa juga dan berani mengerjakan segala sesuatu dengan sendirinya.

3.Jangan terlalu sering mengkritik atau sering berkomentar apa saja yang anak Anda perbuat atau lakukan, akibatnya anak bisa menjadi minder dan kurang percaya diri untuk melakukan sesuatu nantinya. Hal tersebut juga bisa mematikan daya kreatifitas sang anak pula nantinya.

4.Jangan sering memarahi atau mencemooh atau bahkan mengejek anak Anda, akibatnya anak Anda bisa menjadi pribadi yang introvet atau tertutup dan tidak percaya diri dengan dirinya sendiri karena merasa salah atau takut akan segala sesuatu yang dilakukannya.

5.Bangun kedekatan dan hubungan saling percaya antara Anda dan anak Anda, hubungan anak dengan Anda bisa lebih harmonis dan juga kepercayaan dan kebanggan diri sang anak juga dapat meningkat karena Anda memberikan kepercayaan kepada mereka.

6.Anda juga harus menunjukkan sikap bahwa Anda bangga terhadap putera atau puteri Anda agar anak bisa lebih percaya diri dan juga bangga pula terhadap dirinya sendiri serta kemampuan yang dimilikinya. Akibatnya anak akan lebih bersemangat untuk melakukan segala sesuatunya dan tidak takut untu berkreasi serta mencoba hal-hal yang baru pula.

7.Jangan terlalu sering mengasihi atau memanjakan anak. jika Anda sering mengasihi anak Anda maka dia juga akan sering mengasihi dirinya sendiri dan jika anak terlalu dimanja maka dia terbiasa untuk mendapatkan segala sesuatunya dengan mudah dan tidak bisa mandiri dan selalu bergantung kepada Anda tentunya.

8.Sering memberi pujian juga dapat membantu anak untuk meningkatan rasa kebanggan dan kepercayaan dirinya. Dengan begitu anak lebih leluasa dan tidak takut melakukan sesuatu juga lebih bersemangat karena tidak sabar menunggu pujian anda. Anak Anda bisa pula lebih rajin untuk membantu Anda.

Jika anak sudah terlanjur menjadi anak yang minder serta tidak pintar bergaul dengan temannya, tentu Anda perlu waspada dan segera menolong anak untuk bangkit dari rasa minder tersebut. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan meningkatkan rasa percaya diri anak sejak dini sebelum semuanya terlambat.

Oleh: Josua M
(Dikutip dari berbagai sumber)
 - See more at: http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/pendidikan/tips-mendidik-anak-untuk-tidak-minder.html#sthash.emXnKW2D.dpuf

Permendiknas No 17 tahun 2010 tentang pencegahan Plagiat di perguruan tinggi

Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator.

Berdasarkan Kamus Longman Dictionary of English Languange and Culture, plagiasi didefinisikan sebagai pengambilan gagasan karya orang lain kemudian menggunakan gagasan tersebut dalam karyanya sendiri tanpa memberi penghargaan terhadap penulis aslinya. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/kampus. Aturan dari plagiarisme tersebut diatur dalam Permendiknas No 17 tahun 2010 tentang pencegahan plagiat di perguruan tinggi.

Dalam buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk. menggolongkan hal-hal berikut sebagai tindakan plagiarisme:
  • Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri,
  • Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri
  • Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri
  • Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,
  • Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-usulnya
  • Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, dan
  • Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.


Ternyata plagiarisme ini ada jenisnya. Berikut pengelompokkan plagiarisme:

  • Self-Plagiarisme atau Auto-Plagiarisme. Plagiarisme dilakukan pemilik karya atau hak cipta itu sendiri. Penulis biasanya menyalin beberapa kalimat atau sebagaian tulisannya dalam suatu karya ke dalam karya lainnya dengan alasan demi langkah praktis.
  • Plagiarisme Parsial Praktik. Plagiarisme parsial di lakukan dengan menjiplak sebagian materi karya orang lain tanpa memberikan kredit.
  • Plagiasi Antarabahasa. Plagiarisme ini merujuk pada tindakan menerjemahkan sebuah karya tulis berbahasa asing ke dalam bahasa lainnya termasuk bahasa Indonesia tanpa memberikan kredit untuk sumbernya atau pemilik karya aslinya.
  • Plagiarisme Total. Disebut dengan Plagiarisme paling parah dan terberat kadar pelanggarannya. Seseorang menjiplak atau menyalin sebagain atau keseluruhan karya orang lain dengan bentuk yang hampir atau secara total sama dan menjadikannya sebagai karya milik sendiri. Sering diistilah dengan "copy-paste".


Semoga bermanfaat!

Oleh: Ariyanti S
(Dikutip dari berbagai sumber) - See more at: http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/pendidikan/apa-itu-plagiarisme.html#sthash.cnlVO1l7.dpuf

Cara Menghilangkan Rasa Malu

Apakah Anda merasa malu saat berbicara di depan kelas? Anda merasa hidup Anda tidak seberarti dan seberuntung teman-teman Anda? Anda tidak percaya diri saat berkumpul dengan mereka? Minder dengan penampilan yang menurut Anda "aneh" dibandingkan teman-teman Anda? Terlalu pendek? Terlalu tinggi? Berjerawat? Menggunakan kawat gigi?.
Seseorang yang percaya diri biasaya sudah tidak ada lagi rasa malu tapi bukan tidak tahu malu, maksudnya berani tampil atau unjuk gigi . Namun itu hanya sebagian orang saja, kebanyakan orang itu merasa tidak percaya diri yang menyebabkan malu. Ada juga seseorang yang malu pada saat berani tampil dan kemudian membuat sebuah kejadian memalukan atau kesalahan atau kegagalan, jika rasa malu tidak segera di hapus dari diri kita maka rasa malu itu akan membunuh kreatifitas diri kita.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa malu: 

1.Pandang keluar.

Saat melakukan kesalahan, kita pasti merasa seluruh dunia sedang memandangi kita. Padahal ini adalah persepsi yang salah. Kebanyakan orang menghabiskan waktu mereka untuk memikirkan diri mereka sendiri, bukan memikirkan Anda. Dengan menyadari hal ini maka akan membuat Anda dapat mengatasi rasa malu yang hinggap pada diri Anda.

2.Jangan menyalahkan diri sendiri.

Saat kita merasa sadar dengan diri sendiri, kita cenderung menganggap setiap kesalahan ataupun kegagalan disebabkan karena kelemahan kita, ketimbang memikirkan faktor eksternal yang kemungkinan menjadi pemicunya. Jangan terlalu membebankan tanggungjawab pada diri sendiri. Akuilah bahwa Anda memang salah, tapi bukan karena Anda bodoh, tapi karena orang lain mengajukan pertanyaan bodoh kepada Anda.

3.Fokus pada masa depan.

Daripada terus menerus merenungkan kejadian yang membuat diri Anda merasa malu, lebih baik fikirkan apa yang akan Anda lakukan jika kejadian tersebut terjadi lagi. Hal ini akan dapat membuat Anda lebih percaya diri dan akan membuat Anda dapat terhindar dari kesalahan yang sama di masa depan.

4.Manfaatkan rasa malu.

Rasa malu tidak selamanya buruk, terkadang juga ada manfaatnya. Rasa malu menunjukkan kepada orang lain bahwa kita sadar bahwa kita telah melakukan kesalahan. Ketika Anda merasa malu, pasti wajah Anda akan memerah, walaupun Anda tidak menjelaskan dengan kata-kata, sebenarnya sama dengan berkata," maafkan saya".

Itulah beberapa hal yang perlu dilakukan untuk meminimalkan sikap pemalu dari dalam diri Anda. Mulai hari ini pasanglah selalu keberanian dalam mengarungi kehidupan ini. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Oleh: Josua M
(Dikutip dari berbagai sumber)
 - See more at: http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/pendidikan/cara-menghilangkan-dan-mengatasi-rasa-malu.html#sthash.3t0GRyKd.dpuf

Sekolah Tinggi di Masa Depan

Oleh : Arief Widiatmoko
Ingin tahu bagaimana sekolah di 10, 20, 30 tahun mendatang? Dibawah adalah prediksi dari orang dengan otak paling cemerlang di akademik dan bisnis, tentang bagaimana teknologi akan mengubah secara drastis wajah dari edukasi:
1. Teknologi akan membantu universitas mengenali lebih baik bakat siswanya

Di masa mendatang, universitas akan berubah dimana universitas-universitas yang bisa bertahan dimasa itu akan bisa melakukan pekerjaannya jauh lebih baik dalam mengenali bakat siswanya, dimana mereka tidak bisa membayar biaya yang mahal untuk melanjutkan ke sekolah tinggi. Dengan penggunaan yang tepat, teknologi akan menjadi alat identifikasi bakat.

Sebuah contoh adalah New York University yang bekerjasama dengan University of the People, sebuah badan non-profit yang menawarkan pendidikan online gratis untuk siswa di negara berkembang, dimana teknologi digunakan untuk mengenali bakat siswanya. Dengan menjanjikan mahasiswa di University of People yang telah diidentifikasi untuk berhak mendaftar di New York University.

2. Teknologi edukasi berbiaya rendah akan lebih diminati daripada universitas

Di dalam industri edukasi terdapat 2 lingkaran dengan konsentrasi potensial konsumen: lingkaran dalam adalah mereka yang mampu sedangkan yang diluar lingkaran adalah massa yang banyak. Ketika sebuah industri baru muncul, akan dimulai dari lingkaran dalam. Produk dan pelayanan berbiaya tinggi dan komplek hanya yang mampu yang bisa mengakses.

Itu seperti bagaimana komputer ditahun 1950-an dan televisi di tahun 1960-an. Masalahnya adalah, kecenderungan perusahaan yang memulainya dari lingkaran dalam memiliki masa yang sulit ketika harus menggantikan teknologi mereka dengan yang lebih terjangkau dan pilihan yang lebih bisa diakses luas.

Bisnis model mereka tidak membolehkannya. Dan kemudian pendatang baru datang dengan teknologi yang lebih murah, teknologi yang lebih bisa dipakai dan mulai menjualnya ke lingkaran luar orang, dimana mereka tidak memiliki pilihan yang lain. Secara pelan dan pasti, konsumen dari lingkaran dalam akan mulai tertarik kepada inovasi yang baru. Seperti radio transistor menggantikan televisi dan personal komputer membuat komputer awal dengan bentuk yang besar. Dan itu juga akan terjadi dengan edukasi.

Orang yang mengikuti pembelajaran online adalah mereka yang tidak bisa datang ke sekolah konvensional, dan mengikuti pembelajaran online lebih baik dapada tidak mengikuti apapun sama sekali. Tetapi teknologi akan semakin baik dan orang akan semakin nyaman dengan pembelajaran jenis ini.

3. Pinjaman akan dikembalikan nanti

Takut berhutang adalah penghalang terbesar untuk orang yang mengejar pendidikan tinggi, khususnya ketika gelar sarjana tidak lagi sepadan dengan pekerjaan yang didapat. Akan banyak kesempatan yang bisa merubah pembiayaan edukasi yang saat ini ada. Kita mungkin akan melihat organisasi menawarkan pinjaman yang tidak perlu dibayarkan hingga dia lulus dan mendapatkan pendapatan tetap.

4. Siswa akan menuntut ketrampilan practical skill dibandingkan soft skill

Pendidikan yang didapatkan dari bangku sekolah tidak menyiapkan orang untuk hidup di dunia nyata. Dari data, dua pertiga lulusan universitas mereka bilang masih membutuhkan pelatihan lebih lanjut setelah mereka lulus. Di masa depan perusahaan seperti Codecademy, yang mengajarkan orang melakukan programming secara online, akan menjadi alternatif yang masuk akal setelah pendidikan seni bebas tradisional.

5. Univesitas akan menjadi tidak mengikat

Ketika pertama kali universitas terbentuk, jika ingin mendengar orang berbicara, Anda harus diruangan bersama mereka, dan ketika ingin membaca buku, Anda harus pergi ke perpustakaan, dan dimasa mendatang ini tidak lagi menjadi masalah. Akan muncul pendatang baru yang menawarkan elemen dari universitas. Seperti pertukaran Sains, dimana peneliti dari seluruh dunia bisa meminjam ruangan laboratorium dimanapun didunia.

6. Universitas dimasa mendatang tidak akan seperti universitas

Akan diprediksi bahwa sekolah dengan fokus yang lebih seperti penelitian biomedical. Dan yang lainnya mungkin tidak akan mirip universitas sama sekali. Universitas ini mungkin akan seperti Universitas Polymath, dan universitas online yang fokus untuk mendidik siswanya menyelesaikan projek, bukan jurusan.

Jika berpikir yang harus ada di dalam universitas, ada 7 konstruksi besar: kelas, mata pelajaran, tingkat, kredit, program studi, jurusan, departemen. Tidak satupun adalah nyata, dan apa hal yang yang nyata? Siswa adalah nyata. Orang-orang akan menemukan alternatif untuk mengajarkan mereka. Dan dari situ terobosan datang.

(Disadur dari inc.com) - See more at: http://www.kesekolah.com/solusi-pendidikan/bagaimana-sekolah-tinggi-di-masa-depan-mau-tahu.html#sthash.y0hsf9UD.dpuf

Penggunaan Media Sosial dan Pendidikan yang Tepat di Sekolah

Oleh : Albert Sentosa
Siapa yang acuh terhadap perkembangan dunia, maka ia akan tergilas oleh zaman. Hal tersebut terjadi karena pendidikanlah yang membuat dunia menciptakan inovasi dan hal-hal baru seperti halnya saja teknologi yang memudahkan kita dalam melakukan aktivitas termasuk berkomunikasi. Mungkin banyak guru yang kurang setuju jika pendidikan bisa dipadukan lewat Media Sosial. Umumnya yang kurang setuju karena masih terpaku pada pembelajaran konvensional dan hanya melihat hambatan dalam penerapannya.
Sebagai pendidik dan guru sudah seharusnya harus mengikuti perkembangan zaman agar siswa/ siswi dapat merasakan perkembangan zaman modern ini. Tidak semua teknologi akan berdampak negatif jika kita mengunakannya untuk ilmu pengetahuan. Jika sebelumnya telah dibahas tentang hambatan menggunakan Media Sosial dalam pendidikan, (http://www.kesekolah.com/solusi-pendidikan/penggunaan-sosial-media-dalam-pendidikan-dan-hambatannya.html ) kini akan dibahas mengenai solusi bagaimana cara menggunakan Media Sosial untuk pendidikan.

Berikut beberapa Media Sosial yang bisa di gunakan untuk menunjang kegiatan belajar - mengajar.

1. Facebook
Facebook digunakan berdasarkan pada nama pengguna yang sebenarnya dan identitas diri yang otentik. Itulah alasan mengapa Facebook tidak hanya yang paling populer tetapi juga jaringan sosial paling mudah digunakan bagi siswa/siswi .

Facebook dibutuhkan penggunanya untuk menunjukan siapa mereka di dunia nyata . Di Facebook, hubungan antara diri sendiri dan orang lain menjadi yang nyata dan asli. Jika ada yang menemukan pengguna menyamar sebagai orang lain, mereka dapat melaporkannya ke Facebook. Ini adalah alat keamanan yang paling dasar dari Facebook .

Ada tiga jenis utama dari account di Facebook: halaman, kelompok, dan profil. Profil dirancang untuk individu, sehingga direkomendasikan jika ada yang masuk kedalam organisasi sebaiknya menggunakan salah satu halaman atau kelompok untuk menjaga akun Facebook dari hal yang tidak diinginkan.

2. Twitter 
Tantangan terbesar bagi pengguna Twitter adalah bagaimana menyaring informasi yang penting dari jutaan tweet di luar sana. Cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan melakukan pencarian hashtag (#) yang berhubungan dengan pendidikan dalam aplikasi seperti TweetDeck atau HootSuit. Dengan menggunakan hashtags, Anda dapat mengikuti apa yang guru sekolah bicarakan. Sebagai contoh, Anda dapat mencari #elemchat jika Anda seorang guru sekolah dasar, Anda dapat mencari hashtags seperti #edtech untuk teknologi pendidikan, #edchat untuk diskusi yang berhubungan dengan pendidikan di Twitter .

Twitter dapat membantu guru dan siswa untuk menciptakan jaringan pembelajaran mereka sendiri. Dengan Twitter, siswa bisa melihat kesempatan untuk menemukan dan terhubung dengan kehidupan orang di seluruh dunia yang dapat membantu mereka mengambil pembelajaran & pengajaran pengalaman mereka ke tingkat berikutnya .

Ada tips untuk menggunakan Twitter dalam pendidikan seperti berikut ini.

· Ketika Anda mendaftarkan diri di Twitter sebagai lembaga pendidikan, pilih username dengan jelas untuk memperkenalkan Bidang atau Programnya seperti contoh: Institusi (lembaga)-nama(nama user)-English (jurusan)
· Pertimbangkan siapa saja yang boleh menangani/menggunakan Twitter anda sehingga Followers dapat mengetahui siapa yang melakukan Tweeting pada akun Anda.
· Lembaga selalu disebutkan dalam semua Tweets pada akun Twitter
· Ajak siswa untuk melakukan pekerjaan secara berkelompok seperti mencari kliping tentang alam dll.
· Gunakan hashtag (#) untuk memudahkan diskusi pada pengunjung baru .
· Mengharuskan siswa untuk menjaga akun Twitter-nya dengan cara tidak memberitahukan ID & Passwordnya kepada orang lain.

3. Instagram
Anak-anak akan belajar lebih baik jika kita libatkan mereka dalam praktek pembelajaran yang sedang dipelajari. Nah, untuk mewujudkan hal tersebut dalam Media Sosial kita bisa menggunakan Instagram. Instagram bisa menjadi penghubung dan berbagi informasi antara siswa, guru dan bahkan orangtua. Para guru dapat menggunakan Media Sosial Instagram untuk mengumumkan Pekerjaan Rumah secara kreatif, berbagi pengalaman dengan murid di kelas dengan bantuan gambar dan hal lain yang berhubungan dengan pendidikan.

Anda sebagai pendidik juga dapat menggunakan Instagram untuk: 

· Berbagi pengetahuan dalam belajar dengan siswa, orangtua dan pengguna Instagram lainnya
· Menciptakan keterlibatan siswa dalam mendeskripsikan gambar, judul halaman yang diberikan oleh guru dan hal lainnya
· Bisa menghubungkan semua siswa dengan guru-guru lainnya di sekolah
· Berbagi pekerjaan rumah

4. Youtube
Rata - rata dalam satu sekolah, jumlah murid yang akan mengingat gurunya jika sudah lulus sekolah adalah sekitar 3.000 siswa yang mengingat guru-gurunya. Namun, bayangkan apa terjadi jika Anda sebagai pendidik dapat menginspirasi 3.000 orang dalam beberapa bulan atau bahkan bisa menjadi 300.000 orang? Bagaimana Anda dapat melakukan hal tersebut? Ya, salah satunya dengan Youtube.

Anda dapat menanyakan kepada siswa tentang apa yang mereka inginkan dari cara mengajar guru. Belajar layaknya seperti biasanya yaitu belajar dalam situasi yang sebenarnya antara guru dan murid berada dalam 1 kelas atau membuat pengajaran di dalam video di komputer, Tablet, atau smartphone siswa.

Suka atau tidak, sebenarnya siswa lebih menyukai guru mengajar di video daripada secara pribadi karena mereka dapat menentukan pengetahuan mereka ketika belajar. Guru tidak mungkin mengulang penjelasan yang sama sebanyak 10 kali dalam 1 pertemuan. Dengan youtube kita dapat mengulang materi apa yang diajarkan sehingga kita tidak perlu berpura-pura mengerti dalam memahami maksud dari penjelasan guru ketika sedang membahas materi tersebut. Dengan ini, Anda dapat meningkatkan pengetahuan pada materi yang diajarkan.

(Disadur dari Edudemic.com) - See more at: http://www.kesekolah.com/solusi-pendidikan/penggunaan-media-sosial-dalam-pendidikan-yang-tepat-di-sekolah.html#sthash.EuzIbkzi.dpuf

Bullying Insight

Oleh : Hanlie Muliani, M. Psi, Psi
Bullying adalah masalah universal yang ada di sekolah. Dari dulu sampai sekarang, bahkan di sekolah yang sangat menekankan nilai agama sekalipun tidak luput dengan masalah bullying pada siswa siswinya.Sebagai konselor pendidikan, cukup banyak saya menerima anak dan remaja korban bullying di ruang konseling, mulai dari anak kelas 3 sampai kelas 12. Banyak di antara mereka menjadi enggan ke sekolah dan merosot akademisnya. Ada yang depresi, bahkan beberapa mengatakan, "I hate my life", dan "Kadang-kadang saya mau meninggal saja". Memprihatinkan bukan? Namun sayangnya, banyak pihak belum cukup paham mengenai bullying.

Menganggapnya sebagai kenakalan biasa, atau justru menyangkal adanya bullying di sekolah. Lebih memprihatinkan lagi, korban bully tetap disalahkan, misal dengan mengatakan, "Makanya kamu perlu mengembangkan diri kamu supaya tidak diledek lagi oleh teman-temanmu." Ya, ada benarnya bahwa setiap orang perlu mengembangkan diri. Namun, apakah juga berarti: "Karena seseorang culun maka dia layak dibully?" Sebuah pertanyaan untuk kita refleksikan bersama.

Topik bullying pada anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan. Seseorang yang terlihat "berbeda" menjadi sasaran empuk bullying milik anak laki-laki dan perempuan, juga senioritas. Sedangkan yang berbeda adalah:

Topik bullying khas anak laki-laki adalah mengenai prestasi, dan bullying di lingkungan anak laki-laki lebih terlihat.

Topik bullying khas anak perempuan adalah berhubungan dengan perasaan iri hati (envy) terhadap temannya, yaitu iri hati terhadap penampilan fisik, popularitas di sekolah, popularitas di tengah-tengah lawan jenis, dll. Bullying anak perempuan lebih tidak terlihat dan biasanya ke arah psychological bullying. Bahkan, bullying pada anak perempuan dapat lebih buruk dibandingkan anak laki-laki.

Bullying pada umumnya tidak dilakukan di hadapan figur otoritas. Inilah salah satu faktor yang membuat bullying menjadi hal kompleks. Faktor lainnya adalah, berkembangnya Informasi Teknologi. Di jaman Informasi Teknologi ini, ancaman bullying menjadi semakin meningkat dan tidak terbatas ruang dan waktu.

Kita mengenalnya dengan istilah Cyber BullyingCyber membuat bullying semakin mudah dilakukan bahkan sulit untuk diketahui siapa pelakunya. Cyber bullying dapat dilakukan melalui email, sosial media, sms, dll. Apakah orang tua tahu anaknya menerima pesan-pesan di email, fb, atau sms dari seseorang bernama T3DD1 (sebagai contoh), dengan isi pesan, "Dasar loe cewek lebay! Muak liat muka loe di sekolah!" Bayangkan, bagaimana perasaan anak kita, apalagi kalau dia menyimpannya sendiri? Apakah T3DD1 adalah Teddi? Atau apakah dia ternyata adalah Melinda (sebagai contoh), teman baiknya sendiri. Cyber bullying most happen now! 

Bagaimana mengatasi bullying? Sayangnya, yang datang menemui konselor adalah para korban bullying. Untuk mengatasi bullying, semua pihak harus berperan. Sistem sekolah yang membentuk budaya sekolah, para pendidik di dalamnya, orang tua dan siswa siswinya.

Caranya? Ketahuilah, aturan sekolah sekeras apa pun tidaklah cukup. Saya beri contoh, ada pelaku bullying, diberikan skorsing karena melakukan bullying terhadap temannya. Pertama, pelaku ini mungkin berubah menjadi baik atau..., menjadi lebih buruk namun dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Kedua, apabila pelaku dikeluarkan, pelaku ini mungkin bertobat dan berubah menjadi baik di sekolah baru atau..., tetap menjadi pelaku bullying di sekolah yang baru.

Cara efektif untuk mengatasi bullying adalah dengan To EDUCATE Compassion dan To Change The Wrong Mindset, dari "red bubble thoughts" (istilah untuk pemikiran yang keliru) yaitu mengapa saya melakukan bullying, menjadi "green bubble thoughts" (istilah untuk pemikiran baru yang benar) yaitu apa yang perlu saya sadari dari red bubble thoughts saya sehingga menjadi green bubble thoughts, kepada semua siswa-siswi.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan membuat kita lebih aware terhadap bullying di sekitar kita dan anak-anak kita. Tips buat orang tua, jalinlah komunikasi yang terbuka dan saling percaya dengan anak. Sehingga anak mau bercerita pada Anda mengenai apa yang dialaminya sehari-hari.

(Penulis adalah Clinical Psychologist, Parenting & Education Consultant, Bullying Prevention Consultant dari Sahabat Orang Tua & Anak - Parenting & Education Consulting)
Website: www.sahabatorangtuaanak.com

Deja vu

Apakah Anda pernah merasa seperti pernah mengalami suatu peristiwa namun Anda tidak ingat kapan pernah mengalaminya? Atau ketika pergi ke suatu tempat baru sepertinya tempat tersebut familiar? Apabila mengalami hal-hal tersebut kemungkian Anda sedang mengalami deja vu.Deja vu, yang asal katanya diambil dari bahasa Perancis, adalah suatu perasaan ketika seseorang mengalami sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya. Sekelompok orang mengasosiasikannya dengan gangguan pada otak sedangkan lainnya menghubungkan deja vu dengan kehidupan lain di masa lalu. Pada suatu waktu, beberapa di antara kita tentu pernah mengalami hal ini. Apa yang dimaksud dengan deja vu ?

Deja vu merupakan peristiwa di mana seseorang merasa yakin telah mengalami situasi baru sebelumnya. Selama mengalami sebuah situasi baru, seseorang merasakan suatu kesamaan dengan sesuatu yang dialami di masa lalu. Seseorang merasa telah melalui hal yang sama baru saja terjadi di masa lalu atau telah melihat hal itu dalam mimpinya. Istilah Deja vu ini pertama kali diperkenalkan oleh Emile Boirac yang merupakan seorang peneliti di bidang psikologi berkebangsaan Perancis. Kebanyakan mereka yang mengalami Deja vu mengklaim telah melihat sesatu dalam mimpi mereka atau sangat yakin telah melihat itu beberapa waktu yang lalu.

Beberapa Jenis Deja vu

Deja Vecu: suatu perasaan bahwa segala sesuatu yang sedang terjadi baru saja itu identik dengan apa yang terjadi sebelumnya serta satu gagasan tidak wajar tentang apa yang akan terjadi berikutnya, diterminologikan sebagai Deja vecu. Seseorang yang mengalami perasaan Deja vecu mengklaim telah mengetahui apa yang sedikit lagi akan terjadi dan kadang kala merasa telah mengingat hal tersebut.

Deja Visite: Bentuk Deja vu ini merupakan suatu perasaan pernah mengunjungi suatu tempat yang benar-benar baru. Seseorang yang mengalami bentuk Deja vu ini mengklaim memiliki pengetahuan tentang sebuah tempat yang belum dikunjungi. Seseorang mengklaim mengetahui letak geografi suatu tempat, ketika dia belum pernah ke sana dalam kenyataannya. Deja visite dicirikhaskan dengan sebuah pengetahuan tidak wajar tentang suatu tempat yang belum pernah dikunjungi.

Deja Senti: perasaan ini merujuk pada sesuatu "yang sudah dirasakan". Hal itu merupakan fenomena kejiwaan dan para peneliti meyakini bahwa sesuatu yang telah dirasakan di masa lalu itu sangat mirip dengan yang dirasakan saat ini. Kesamaan pada kedua pengalaman tersebut membuat seseorang merasa bahwa dia telah merasakan hal yang sama di masa lalu.

Para peneliti telah lama mencari berbagai sebab di balik deja vu. Mereka mengasosiasikan penyakit-penyakit seperti schizophrenia, kegelisahan atau gangguan neurologi lainnya. Para peneliti belum mencapai kesuksesan dalam membangun hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan deja vu.

Namun, para peneliti telah menemukan bahwa Deja vu bisa saja merupakan hasil dari kegagalan sistem kelistrikan otak. Deja vu dipercaya sebagai suatu sensasi yang salah pada ingatan atau memori. Beberapa obat-obatan juga dipercaya sebaga salah satu faktor yang memicu Deja vu. Obat-obatan seperti amantadine dan phenylpropanolamine telah diteliti sebagai penyebab perasaan Deja vu. Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan aksi hyperdopaminergic pada area mesial temporal otak yang menyebabkan Deja vu.

Otak manusia merupakan organ yang kompleks dan sangat menarik. Sudah merupakan kecenderungan otak untuk menarik kesimpulan dari berbagai situasi yang berbeda. Otak seringkali mencoba untuk bereksperimen mereproduksi suatu situasi yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Oleh karena itu antisipasi beberapa kejadian oleh seseorang bisa membuat orang tersebut berpikir bahwa dia telah mengalami suatu kejadian yang sama di masa lalu.

Yang menarik di sini, bisa saja terjadi bahwa salah satu dari mata kita melihat sesuatu sebelum mata yang lain. Satu mata merekam kejadian sebelumnya. Mata yang lainnya, yang merekam kejadian yang sama beberapa milidetik kemudian, membuat otak merasakan ingatan. Salah satu mata merasakan sesuatu dan otak mengartikannya. Mata lain yang tertinggal beberapa milidetik merasakan hal yang sama dan mengirim gambar tersebut ke otak. Begitu otak merasakan hal yang sama beberapa milidetik kemudian, orang tersebut merasa bahwa dia telah melihat itu sebelumnya. Gagasan ini tidak dapat menjadi alasan tepat untuk Deja vu karena orang yang hanya memiliki satu mata juga mengalami Deja vu.

Tidak semua orang percaya bahwa semua bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Beberapa teori terkait dengan deja vu pada kemampuan fisik tertentu yang dimiliki manusia, di lain pihak, orang lain mengatakan bahwa perasaan deja vu merupakan hasil dari kehidupan lain di masa lalu.

Oleh: Indra K
(Dikutip dari berbagai sumber) - See more at: http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/pendidikan/apa-yang-di-maksud-dengan-deja-vu.html#sthash.gQ52zVQP.dpuf